Rabu, 07 September 2011

Generatio Spontanea


Hingga awal abad ke-18, generatio spontanea adalah keyakinan umum awam maupun ilmuan mengenai asal usul kehidupan. Mengesankannya banyak penentang evolusi di masa kini justru menyerang ilmuan yang dipandang “masih” mempertahankan generatio spontanea dengan anggapan bahwa ia semata kepercayaan dengan ketiadaan bukti.

Artikel ini bukan menyorot fakta pendukung atau penyangkal generatio spontanea, namun menyorot pada miskonsepsi logika yang muncul pada pemahaman awam mengenai asal usul kehidupan.

Sejarah

Generatio spontanea pada dasarnya menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup secara mendadak. Di masa itu, ia dilawankan dengan heterogenesis, yaitu keyakinan bahwa kehidupan berasal dari benda hidup lainnya. Contoh heterogenesis adalah keyakinan bahwa lebah berasal dari bunga.

Alexander Ross menulis :  “mempertanyakan ini (maksudnya generatio spontanea) adalah mempertanyakan nalar, naluri dan pengalaman. Bila anda meragukannya, pergilah ke Mesir. Disana anda akan menemukan ladang yang dipenuhi tikus, lahir dari lumpur Nil, yang membuat penduduk marah.


Sekalian mencium onta

Tahun 1665, Robert Hooke menerbitkan gambar pertama mikroorganisme. Secara perlahan mulai ditunjukkan kalau, setidaknya dalam kasus semua organisme tinggi dan tampak, pernyataan mengenai generatio spontanea adalah salah. Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur menunjukkan bahwa organisme tidak muncul secara tiba-tiba dalam media zat tak hidup.

Alternatif

Secara logis, generatio spontanea dapat dievaluasi dari dua sisi : generatio dan spontanea.

Generatio

Dari sisi generatio, artinya kita mempertimbangkan asal usulnya objeknya. Anda bisa pikirkan dari mana asal usul mahluk hidup, tapi semuanya hanya ada tiga kemungkinan :

Benda tak hidup (tanah, air, udara, api)

Benda setengah hidup (sel, DNA, virus)

Benda hidup (mahluk hidup)

Sekarang seandainya generatio spontanea salah, maka hanya ada dua alternatif : benda setengah hidup dan benda hidup. Bila kita memikirkan bahwa asal usul mahluk hidup berasal dari benda setengah hidup atau benda hidup, maka pertanyaan baru muncul : dari mana asal mahluk setengah hidup dan mahluk hidup tersebut? Dengan kata lain, kita terjebak dalam regresi tak hingga, walau bagaimanapun ujung-ujungnya kita akan harus menerima benda tak hidup sebagai asal usul mahluk hidup atau mahluk setengah hidup.

Adanya regresi tak hingga ini tampak membingungkan bagi awam, tapi anda lebih mudah melihat dari betapa absurdnya pernyataan biogenesis : mahluk hidup berasal dari mahluk hidup. Silakan coba ganti : kursi berasal dari kursi, kayu berasal dari kayu, rambut berasal dari rambut. Walaupun betul bahwa kursi memang berasal dari kursi, kita tetap bertanya, dari mana kursi (yang menjadi asal kursi) berasal. Terus menerus hingga kita tidak mendapatkan jawaban yang bukan kursi.

Dalam kasus asal usul mahluk hidup, kita juga telah punya contoh. Benda hidup berasal dari benda hidup tidak lain adalah beranak, bertelur, intinya reproduksi. Secara lebih luas, kita bisa mengatakan evolusi adalah bentuk benda hidup berasal dari benda hidup.


Bukti keruntuhan generatio spontanea

Benda hidup berasal dari benda setengah hidup juga sudah ditunjukkan dalam evolusi sel. Sel sekarang dipandang merupakan hasil dari komposisi berbagai organel yang sebelumnya pernah independen. Sama halnya dengan keyakinan ilmiah bahwa virus merupakan bentuk transisi dari mahluk tak hidup menjadi mahluk hidup.

Sekarang yang tersisa adalah darimana mahluk setengah hidup atau mahluk hidup berasal. Jawabannya tentu bukanlah mahluk hidup atau mahluk setengah hidup lagi, jawabannya tak terelakkan, mahluk tak hidup.

Spontanea

Dari sisi spontanea, berarti kita melihat pada sifat dari kemunculan mahluk hidup. Dari sisi generatio spontanea, mahluk hidup muncul secara tiba-tiba, begitu saja, dari benda tak hidup. Alternatifnya adalah mahluk hidup muncul dari benda tak hidup secara perlahan, melewati transisi dari benda tak hidup – benda setengah hidup – benda hidup.

Evolusi yang telah terbukti, bahkan dapat direplikasi di lab dalam kasus tikus yang bisa bernyanyi, menunjukkan kalau mahluk hidup berkembang secara transisi. Bila anda melihat bahwa spontan berarti dari 0 langsung ke 1, maka evolusi melihat bahwa  dari 0 harus ke 0.1 kemudian 0.2, 0.3, 0.4 dst hingga ke 1.

Walau begitu, bahkan lompatan dari 0 ke 0.1 harus melepaskan kendala 0 di situ. Ada kemunculan mendadak, walau bagaimanapun, dari 0 ke 0.01, atau 0 ke 0.00000000001 atau berapapun kecilnya.


Jegerrrrr

0 harus pecah. Tak hidup harus menjadi hidup dalam sebuah peristiwa. Bila tidak kita terjebak dalam paradoks Zeno dimana segala-galanya statis. Kita disini dalam bentuk mahluk hidup, dan mahluk hidup itu harus berasal dari mahluk tak hidup. Bahkan gagasan panspermia hanya melarikan asal usul mahluk hidup dari alien sehingga kita bisa bertanya, dari mana alien berasal?

Usaha menjelaskan

Kita sudah berusaha menjelaskan generatio spontanea sejak awal manusia muncul di bumi. Selalu ada dua sisi, awam dan ilmiah. Dari sisi awam, kita punya legenda penciptaan yang terentang dari pusat benua Eurasia hingga pulau-pulau terpencil di Oseania. Dalam versi awam ini, kita punya tanah, air, api, udara, sebagai asal usul mahluk hidup. Ya, bila anda mengatakan manusia berasal dari tanah, anda bicara tentang generatio spontanea atau lebih modern lagi, anda mencoba setara dengan abiogenesis. Para ilmuan, mengganti nama generatio spontanea sebagai abiogenesis dan usaha penaklukan asal usul mahluk hidup merupakan salah satu bidang biologi paling panas dan penuh perdebatan.

Perkembangan terbaru

Perkembangan terbaru di bidang abiogenesis telah melahirkan banyak teori, hipotesis dan model. Penulis hanya menarik beberapa penemuan terbaru (2011) di bidang ini sebagai bahan pengenalan bagaimana sebenarnya generatio spontanea atau abiogenesis sekarang.

Tim peneliti yang dipimpin Sandra Pizzarello, profesor riset dari Universitas Negeri Arizona, menemukan sejumlah besar amonia dalam asteroid Antartika primitif. Konsentrasi tinggi amonia dapat menjadi sumber pengurang nitrogen yang penting bagi kimia kehidupan. Semua teori asal usul kehidupan harus menjelaskan mengenai apa penyebab berkurangnya nitrogen di masa kehidupan muncul. Nitrogen berkurang sendiri sudah dijelaskan, karena nitrogen digunakan untuk pembuatan asam amino dan basa nukleat. Penemuan ini menyimpulkan adanya kemungkinan bahwa asteroid merupakan persediaan molekul untuk membentuk mahluk hidup dari mahluk tak hidup di Bumi kita masa purba. Dengan adanya asteroid ini, maka bahan dasar pengurang  nitrogen dapat memicu evolusi molekul dan memulai kehidupan.

Para fisikawan terapan juga turut masuk dalam kancah pemecahan misteri abiogenesis. Tim peneliti dari Sekolah Tinggi Teknik dan Ilmu Terapan Harvard di Princeton berhasil menunjukkan pembentukan bilik semi permeabel dari tanah liat inorganis. Hal ini penting karena bilik semipermeabel ini memberikan lingkungan yang cocok untuk perkembangan sel primitif karena dapat menjadi pintu masuk selektif sekaligus lokasi katalis kimia (percepatan reaksi). Dengan kata lain, para ilmuan Harvard menduga telah menemukan salah satu proses penting dalam mata rantai pembentukan mahluk hidup dari benda tak hidup. Bila proses kimia normal memerlukan waktu jutaan atau miliaran tahun agar dapat berubah dari tak hidup menjadi hidup, mungkin di dalam bilik semi permeabel ini, mahluk hidup dapat muncul lebih cepat.


Gelembung semi permeabel dari tanah liat

Penelitian lain oleh Reiter et al menunjukkan bahwa dunia dimana kehidupan pertama muncul adalah dunia RNA dan bahwa RNA merupakan molekul kehidupan pertama. Stockbridge et al menunjukkan bahwa kondisi panas merupakan kondisi yang lebih baik daripada kondisi dingin untuk kemunculan molekul kehidupan pertama. Dan masih banyak lagi penemuan yang semakin dekat pada bagaimana kehidupan pertama muncul.

Kesimpulan

Generatio spontanea bukanlah teori atau hipotesis, ia adalah konsekuensi logis yang mau tidak mau harus diterima karena kehidupan harus memiliki asal yang bukan kehidupan. Jika tidak, ia bukan asal sama sekali, karena asal-usul objek tentulah harus beda dengan objeknya sendiri. Mengatakan bahwa generatio spontanea telah gugur sama saja mengatakan saya tidak mengerti kenapa sabun tidak berasal dari sabun, sabun berasal dari sabun, dan selamanya akan berasal dari sabun. Tapi demikianlah keadaannya, selalu lebih banyak orang awam daripada ilmuan, maka para ilmuan terpaksa mengganti istilah generatio spontanea menjadi abiogenesis. Lagipula, hey, itu pendek dan sepertinya tidak membuat lidah melintir saat menyebutnya.

Referensi

Balme, D. M. 1962. Development of Biology in Aristotle and Theophrastus: Theory of Spontaneous Generation. Phronesis: a journal for Ancient Philosophy 7 (1–2): 91–104. doi:10.1163/156852862X00052

Pizzarello, S., Williams, L.B., Lehman, J., Holland, G.P., Yarger, J.L. 2011. Abundant ammonia in primitive asteroids and the case for a possible exobiology. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1014961108

Reiter, N.J., Osterman, A., Torres-Larios, A., Swinger, K.K., Pan, T., Mondragon, A. 2010. Structure of a bacterial ribonuclease P holoenzyme in complex with tRNA. Nature, 2010. DOI: 10.1038/nature09516

Stockbridge, R.B., Lewis, C.A., Yuan, Y., Wolfenden, R. 2010. Impact of Temperature on the time required for the establishment of primordial biochemistry and for the evolution of enzymes. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2010; DOI: 10.1073/pnas.1013647107

Subramaniam, A.B., Wan, J., Gopinath, A., Stone, H.A. 2011. Semi permeable vesicles composed of natural clay. Soft Matter, 2011.

Watchtowerbible. 1998. Is There A Creator Who Cares About You?

Wiener, P.P. ed 1973. “Spontaneous Generation”. Dictionary of the History of Ideas. New York: Charles Scribner’s Sons.

Masukkan Email Anda Untuk Berlangganan Artikel @kodokkampus:

Delivered by FeedBurner

Postingan Terkait