Senin, 17 Oktober 2011

Angka Kematian Akibat DBD di Indonesia Menurun


Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Tapi kini angka kematian akibat DBD di Indonesia dari tahun ke tahun sudah menurun yaitu hanya 0,8 persen.

"Angka kematian akibat DBD di Indonesia di bawah 1 persen yaitu sebesar 0,8 persen, bahkan di Jakarta angka kematiannya sudah 0,2 persen," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kemenkes dr Rita Kusriastuti, MSc disela-sela acara Menkes menerima tim kesehatan Indonesia untuk Pakistan di gedung Kemenkes, Senin (17/10/2011).

dr Rita menuturkan hal ini karena para dokter sudah bagus dalam menangani kasus demam berdarah. Saat ini dokter yang baru lulus sudah mendapatkan materi penanganan demam berdarah karena sudah masuk dalam kurikulum kedokteran.

Meski begitu Indonesia tetap memiliki tantangan dalam penanganan demam berdarah ini yaitu upaya untuk terus menurunkan jumlah kasusnya, karena jika seseorang mengalami demam berdarah lagi atau infeksi berulang maka kondisinya akan semakin berat dan berisiko mengalami kegagalan organ.

"Untuk itu jangan biarkan ada air-air yang terperangkap di dalam wadah dan jangan menunggu musim hujan baru lakukan pencegahan, karena air ada dimana-mana," ungkap dr Rita.

dr Rita menuturkan bulan Oktober-November ini adalah saat-saat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga saat bulan Januari-Februari nanti masyarakat sudah siap.

Sekarang ini harus mulai siap-siap, seperti cek tempat-tempat dimana saja yang ada wadah airnya, lakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) dan melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur) setiap minggunya.

Hal ini karena laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menularkan penyakit itu cukup cepat. Di lingkungan yang berair, 1 ekor nyamuk rata-rata bertelur sebanyak 50-400 butir dan hanya butuh 1 minggu untuk menjadi nyamuk baru.

Masukkan Email Anda Untuk Berlangganan Artikel @kodokkampus:

Delivered by FeedBurner

Postingan Terkait