Senin, 17 Oktober 2011

Stres Sebelum Hamil ,ciri Punya Anak Perempuan


 Jenis kelamin bayi dalam kandungan lebih ditentukan oleh kromosom dalam sperma. Namun beberapa kondisi ikut mempengaruhi jenis kelamin bayi, misalnya jika sering stres sebelum hamil maka peluang melahirkan anak perempuan lebih besar.

Kecenderungan ini sebenarnya sudah teramati dalam catatan sejarah, misalnya berkurangnya kelahiran anak laki-laki di New York dalam beberapa bulan setelah peristiwa teror 9/11. Kecenderungan yang sama juga teramati di Jerman, beberapa bulan setelah tembok Berlin diruntuhkan tahun 1991.

Dalam sebuah penelitian terbaru di Oxford University, para ilmuwan mengungkap bahwa stres sekecil apapun pada ibu hamil atau sebelum kehamilan bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi. Tidak harus stres karena peristiwa bersejarah, tetapi bisa juga karena urusan karir dan rumah tangga.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati 338 perempuan di Inggris sejak belum hamil hingga melahirkan. Selain diperiksa kondisi kesehatannya, para partisipan juga diminta membuat catatan harian yang menunjukkan riwayat stres saat menjelang dan selama kehamilan.

Dari hasil pengamatan terlihat, sebagian besar perempuan yang menjadi partisipan dalam penelitian itu mengalami stres dengan kadar yang berbeda-beda. Karena tidak semua partisipan hamil dan melahirkan, di akhir penelitian hanya lahir 58 bayi laki-laki dan 72 bayi perempuan.

Perbandingan bayi laki-laki dan perempuan pada ibu-ibu yang stres ini berbeda dengan perbandingan secara umum di Inggris. Secara keseluruhan, perbandingan bayi laki-laki dan permepuan di Inggris adalah 105 bayi laki-laki berbanding dengan 100 bayi laki-laki.

Menurut para peneliti, partisipan dengan tingkat stres paling tinggi memiliki peluang 75 persen lebih besar untuk melahirkan anak perempuan dibandingkan partisipan dengan tingkat stres paling rendah. Sebaliknya, makin rileks pikirannya makin besar peluangnya untuk punya anak laki-laki.

Secara teori, jenis kelamin bayi ditentukan oleh kandungan kromosom pada sperma ayah. Namun seperti dikutip dari Dailymail, Senin (17/10/2011), stres menyebabkan peningkatan kadar kortisiol dan mempengaruhi daya tahan bayi laki-laki yang umumnya memang lebih lemah dibanding bayi perempuan.

Masukkan Email Anda Untuk Berlangganan Artikel @kodokkampus:

Delivered by FeedBurner

Postingan Terkait